Bagi individu yang hidup dengan penyakit Crohn, mengatasi peradangan adalah tantangan sehari-hari. Ini termasuk mempertimbangkan pilihan makanan dengan cermat, karena makanan tertentu dapat memperburuk gejala. Salah satu hal yang menjadi perhatian khusus adalah gula: gula rafinasi bersifat pro-inflamasi dan dapat memperburuk gangguan pencernaan. Namun, menghilangkan rasa manis sama sekali tidaklah perlu; beberapa alternatif dapat memberikan rasa tanpa memicu gejolak.
Mengapa Gula Penting dalam Penyakit Crohn
Penyakit Crohn adalah penyakit radang usus, yang berarti sistem pencernaan mengalami peradangan kronis. Gula tambahan, terutama gula rafinasi, berkontribusi terhadap peradangan ini. Gula tertentu dikategorikan sebagai FODMAP (oligosakarida yang dapat difermentasi, disakarida, monosakarida, dan poliol), yang sulit diserap oleh usus. Hal ini menyebabkan peningkatan retensi air, fermentasi bakteri yang cepat, dan gejala seperti gas, kembung, nyeri, dan diare.
Selain itu, asupan gula yang berlebihan dapat mengganggu mikrobioma usus, sehingga menimbulkan ketidakseimbangan (disbiosis) yang mengganggu permeabilitas usus. Hal ini memungkinkan racun dan bakteri berbahaya memasuki aliran darah, berpotensi memperburuk gejala Crohn seperti sakit perut, kram, diare, dan kelelahan kronis.
Alternatif Pemanis yang Lebih Sehat
Untungnya, ada banyak alternatif yang lebih mudah dilakukan. Berikut beberapa opsi:
-
Buah: Sumber rasa manis alami yang dipadukan dengan nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan antioksidan. Pisang beku yang dicampur menjadi “krim enak” (alternatif es krim bebas susu) adalah pilihan yang sangat baik. Menambahkan buah beri atau selai kacang semakin meningkatkan rasa sekaligus menjaga kesehatan usus.
-
Pemanis Buatan (dalam jumlah sedang): Pilihan seperti aspartam, acesulfame potassium, sucralose, dan lainnya dapat memberikan rasa manis yang intens dengan kalori minimal. Meskipun beberapa penelitian menimbulkan kekhawatiran tentang risiko kanker, badan pengawas seperti FDA menganggapnya aman dalam batas wajar. Penderita Crohn harus membatasi asupannya menjadi sekitar satu sendok makan atau kurang per hari, karena makanan tersebut masih dapat mengganggu bakteri usus dan peradangan.
-
Sirup Maple: Berasal dari pohon maple gula, sirup maple murni menawarkan nilai gizi lebih dari gula rafinasi, mengandung vitamin, mineral, dan potensi sifat antioksidan. Ini adalah pilihan yang lebih baik bila digunakan dengan hemat.
-
Molassa: Produk sampingan dari pengolahan tebu, molase kaya akan zat besi, kalsium, magnesium, dan potasium. Seperti sirup maple, sebaiknya dikonsumsi secukupnya karena kandungan gulanya.
-
Kayu Manis: Meskipun tidak terlalu manis, kayu manis menambah rasa dan dapat melawan peradangan, meskipun diperlukan lebih banyak penelitian.
-
Buah Biksu: Ekstrak nabati yang 100 hingga 250 kali lebih manis dari gula, sehingga ideal untuk memanggang dan memasak.
-
Suplemen Shake Nutrisi: Jika keinginan akan makanan manis muncul, minuman shake yang kaya nutrisi bisa menjadi alternatif yang lebih baik daripada makanan manis tradisional. Pilih merek yang rendah gula tambahan dan pemanis buatan.
Mencari Bimbingan Ahli
Ahli diet terdaftar yang berspesialisasi dalam penyakit radang usus dapat memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi dan cara kreatif untuk menikmati makanan manis sambil mengelola gejala Crohn. Banyak paket asuransi yang mencakup layanan ahli diet, sehingga panduan profesional dapat diakses.
Kunci untuk menangani penyakit Crohn melalui pola makan adalah keseimbangan: menghindari pemicu peradangan sambil tetap sesekali menikmati makanan manis.
Pada akhirnya, membuat pilihan berdasarkan informasi mengenai pemanis dapat secara signifikan meningkatkan kualitas hidup individu dengan penyakit Crohn. Dengan memilih alternatif yang ramah usus dan mencari bimbingan ahli, Anda dapat memuaskan nafsu makan tanpa memperburuk peradangan.




















