Interaksi Vitamin C: 5 Suplemen dan Obat yang Harus Dipisahkan

6

Vitamin C (asam askorbat) adalah nutrisi penting untuk kekebalan, produksi kolagen, dan penyembuhan luka. Namun, menggabungkannya dengan suplemen atau obat tertentu dapat mengurangi efektivitasnya atau bahkan membahayakan. Ini bukan hanya tentang risiko teoretis; kimiawi tubuh menyebabkan beberapa kombinasi tidak bekerja sama dengan baik. Berikut rincian lima interaksi yang harus diperhatikan:

Vitamin C dan Vitamin B12: Risiko Degradasi

Vitamin C dosis tinggi dapat memecah bentuk vitamin B12 tertentu, terutama sianokobalamin, sehingga mengurangi penyerapannya. Vitamin B12 sangat penting untuk fungsi saraf dan pembentukan sel darah merah. Cara mengatasinya? Pisahkan asupan dalam beberapa jam. Jika Anda mengonsumsi keduanya, konsumsilah pada waktu makan yang berbeda untuk meminimalkan interaksi. Alternatifnya, prioritaskan sumber makanan: daging, telur, dan susu untuk B12; jeruk dan beri untuk C.

Kelebihan Zat Besi: Vitamin C Dapat Memperkuat Toksisitas

Meskipun vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan, asupan berlebihan bersamaan dengan suplemen zat besi bisa berbahaya bagi individu dengan kondisi kelebihan zat besi seperti hemochromatosis. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan keracunan. Jika Anda memiliki kondisi seperti itu, konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menambahkan vitamin C ke dalam rutinitas Anda. Dosis dan waktu yang cermat sangat penting.

Defisiensi Tembaga: Dampak Oksidatif Vitamin C

Vitamin C dapat mengurangi ketersediaan tembaga, menyebabkan stres oksidatif dan potensi kerusakan ginjal. Tembaga sangat penting untuk produksi energi dan fungsi saraf. Untuk menghindari hal ini, pisahkan asupan vitamin C dan tembaga setidaknya dua jam, atau konsumsilah bersama makanan pada waktu yang berbeda dalam sehari. Sumber makanan (sayuran hijau, kerang) lebih aman dibandingkan hanya mengandalkan suplemen.

Niacin dan Statin: Mengurangi Manfaat Kolesterol

Vitamin C dapat mengganggu niasin (vitamin B3) bila dikombinasikan dengan obat statin untuk pengelolaan kolesterol. Gangguan ini dapat mencegah peningkatan kadar kolesterol HDL (“baik”). Solusinya adalah dengan mengurangi dosis atau memprioritaskan sumber vitamin C alami. Diskusikan dosis dan waktu dengan dokter Anda untuk mengoptimalkan efektivitas obat kolesterol Anda.

Obat yang Mengandung Warfarin dan Aluminium: Risiko yang Langka namun Nyata

Meski jarang terjadi, vitamin C dapat mengurangi efektivitas warfarin, pengencer darah yang digunakan untuk mencegah penggumpalan darah. Interaksi ini lebih mungkin terjadi dengan vitamin C dosis tinggi. Jika Anda sedang mengonsumsi obat yang mengandung warfarin atau aluminium (antasida tertentu), konsultasikan dengan dokter Anda tentang kemungkinan interaksinya. Efek antikoagulan warfarin sangat penting, dan mengurangi potensinya bisa berbahaya.

Kesimpulan: Vitamin C bermanfaat, namun tidak kompatibel secara universal dengan nutrisi atau obat lain. Memahami interaksi ini dan mempraktikkan pengaturan waktu atau pemisahan yang cermat dapat memastikan Anda memperoleh manfaat tanpa mengurangi efektivitas intervensi kesehatan penting lainnya.